Selasa, 04 Oktober 2011

SKRIPSI dan Ketidakwajaranku 2


SKRIPSI, bagiku bukan sekedar aku ngerjain dan menyelesaikannya begitu saja tanpa mendapat apa-apa? Dalam artian selain kita mendapatkan predikat kelulusan, dalam proses pengerjaan skripsi kita akan memperoleh pelajaran berharga tentang arti sebuah proses. Kadang prose situ menyakitkan, tapi kadang prose situ menyedihkan, sehingga ketika seorang mahasiswa menjalani proses yang luar biasa tersebut, tidak jarang yang putus asa, marah, atau kecewa.
Tapi, aku ingin membuatnya bebebeda dari orang lain, aku ingin proses ini aku  jalani tanpa perasaan itu semua. Meskipun perasaan-perasaan itu tetap ada, tapi aku tak ingin terlihat menjadi orang yang meratapi betapa susahnya hidup ini dengan tugas hidup yang bernama SKRIPSI.  Ada yang terburu-buru untuk lulus tapi akhirnya gak lulus-lulus, ada yang mengerjakan skripsi karena sebagai kompensasi atas kekecewaannya, ada yang mengerjakan skripsi dengan melakukan apapun demi kelulusannya, yap demi kelulusannya sehingga tidak jarang ada yang membeli skripsi.
Gara-gara SKRIPSI itu pula beberapa temenku jadi sensi banget ketika ditanyain tentang skripsi. Misalnya temenku Handung, yang aku tanyain lewat Chat

Imam Faisal Hamzah : oi Ndung
Aulia Handung :  iyaa? ad apa zal?
Imam Faisal Hamzah : gpp nyapa aja
Aulia Handung : assalaamualaikum klo gtu
Imam Faisal Hamzah : wa'alaikumussalam :DSKRIPSImu gimana?
Aulia Handung : jgn ditanyaaaa,hehehehee
Imam Faisal Hamzah : ya sudah ya sudah yang sabar ya... semoga dia diterima disisinya (lho?)
Aulia Handung : wadooouuhh, faizal parrAAAhhhh!!! blom dpanggil juga,...

Luar biasa dampak skripsi ini sehingga orang-orang menjadi gila karenanya. Gila? Ya aku misalnya gila karena skripsi. Aku gak mau menghabiskan waktu-waktu skripsiku hanya untuk meratapi hidup kaya di telenovela. Tapi, bagaimana caranya bikin hidup lebih seru karena skripsi. Aku ulangi BAGAIMANA CARANYA BIKIN HIDUP LEBIH SERU KARENA SKRIPSI.
Banyak hal yang bisa aku lakukan untuk itu, dalam bahasaku adalah “Inilah waktu untuk menggila” menjadikan hidup lebih bergairah (bukan karena minum obat kuat ya?). Hidup itu kaya roller coaster, kadang mendebarkan dan kita ingin teriak. Klo roller coaster itu dataaaaar, di mana serunya??? Di mana teriaknya? Atau di mana orang bisa matinya? Hehe.. Bayangin aja roller coaster tu relnya datar, gak jauh beda ma kereta-keretaan anak-anak balita.
Banyak hal yang aku lakukan selama masa-masa skripsi ini. Apalagi usia kemahasiswaanku yang sudah tidak lagi muda tapi sudah uzur. Beberapa teman satu angkatanku bahkan adek angkatanku telah lulus. Ada yang sudah bekerja di perusahaan mana, instansi mana, bahkan ada yang udah nikah. Hal ini semakin membuat pilu hati ini. Huhuhuhu Tapi tak apalah. Meskipun aku mahasiswa psikologi yang mempelajari tentang stress hingga solusi praktisnya, tetap saja aku hanya manusia biasa yang juga bisa stress. Makanya aku pelihara tong sampah (lho? Apa hubungannya?).
Proses selama pengerjaan skripsi, penuh dengan pelajaran-pelajaran hidup seperti nilai-niai ketamabahan, kesabaran ketingga menunggu dosen pembimbing, semangat untuk terus mengerjakan dan cepet-cepet nikah (hehew), semua akan ada dalam proses ini. Tinggal pinter-pinternya kita jaga semangat aja. Masalah teknik penyusunan tu mah bisa dipelajari di mana aja, kapan aja, dengan siapa ja. Apalagi satu bidang ilmu dengan lainnya pun berbeda-beda. Tetapi itulah semangat dan gairah hidup yang akan perlu dicari dan didapatkan.
Lu bisa aja mendapatkan semangat dan gairah hidup dari pelatihan-pelatihan yang diadakan. Tapi, pelajaran untuk mendapatkan semangat dan gairah yang menusuk mpe ke dalam diri itu hanya bisa diperoleh dari perjalanan hidup lu. Mungkin lu akan banyak belajar dari seorang pemulung, orang miskin, dsb. Klo aku belajar banyak tentang hidup justru dari orang gila, makanya sekarang jadi gila beneran. Hwahahaha…
Ya bagaimana aku merasakan mereka hidup gak jelas, mondar-mandir, ngomong ndiri, dan lain sebagainya. Seru dech. Hanya saja aku masih terjaga dengan kesadaranku sehingga gak sampe ke mana-mana gak pake baju, bisa geger nanti se dunia klo Faisal ternyata lagi ngorek-ngorek sampah cari makanan dan lebih parahnya lagi tidak berbaju. Hiii…
So, SKRIPSI itu kudu dinikmati pake garem, kecap, apa lagi klo dikasih sable (ni SKRIPSI apa rujak uleg sich?). Ya SKRIPSI itu harus dijalanin prosesnya, klo ternyata menemukan hambatan misalnya ortu gak mau biayayin lagi kuliahmu karena lu gak lulus-lulus. Jadiin itu kesempatan, ambil hikmahnya mungkin ini jalan Tuhan buat menunjukan masa depan atau membentuk diri kita dengan lebih baik lagi. Kamu bisa cuti terus mulai merintis karir dengan melakukan apa yang bisa kamu lakukan.
Ya mungkin cerita lu ma ceritaku akan beda tentang bagaimana menjalani proses skripsi ini tapi pada intinya ya ngerjain skripsi masa ngerjain bayi orang? Buat cerita lu yang lebih seru lagi dari ceritaku dan skripsi. Yang penting jangan sampe gila beneran gara-gara skripsi sehingga besoknya lu jadi salah satu penghuni bangsa di RSJ sana. BTW tentang RSJ, aku pernah lho nyantri di RSJ (lho?).
See you at the menara listrik …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar