Senin, 25 Januari 2016

Tak Seperti Dulu

"Mau sampai kapan kamu di Jakarta, Ed?" Tanyaku ke Ediwan.

Semuanya sudah banyak berubah, sejak kami lulus dari S1. Aku kuliah S2 di UGM sama nyambi-nyambi ngajar, Ediwan menjadi seorang staf di biro Psikologi Jakarta, Amin berkeluarga dan hidup di Sumatera, dan Agung berkeluarga dan bekerja di sebuah perusahaan makanan di Ungaran. Rasanya sudah lama kami tak berjumpa bersama. Peran dan setiap cerita telah mengubah banyak hal dari kami. Aku sadar bahwa waktu telah berjalan cukup lama di belakang kami dan di belakangku.
Pertemuanku dengan Ediwan sabtu siang itu di Rumah Sakit Karyadi Semarang memberi arti tersendiri. Sepertinya di tanggal yang sama di tahun kemarin, kami sempat bertemu di Jogja, saat ketika aku dalam puncak kegalauanku. 
"Tau nggak sih?" Kataku ke Ediwan, " Ketika orang-orang pada jalan-jalan di mall, di Simpang Lima, kenapa kita malah jalan-jalan di Rumah Sakit Ed????"
"Lha, mbuh owg koe?"
"Hadeeeh, emang Semarang nggak ada tempat lain kah?"
Iya, kenapa kami malah jalan-jalan di Rumah Sakit ya? Bersama Ediwan atau kadang dengan lainnya, kami sudah pernah berkunjung ke beberapa tempat yang sejatinya bukan buat jalan-jalan tetapi oleh kami seperti kaya tempat wisata. Pernah kami jalan-jalan dari satu stasiun ke stasiun lain di dalam kota Semarang (https://www.youtube.com/watch?v=Edz0FD0qyo8), pernah juga cuma lewat kawasan prostitusi, pasar hewan, atau sekedar wisata kuliner yang tempatnya aneh-aneh. Dan sekarang, di sinilah kami, di Rumah Sakit.
"Tau nggak Ed, yang dirawat di situ siapa aja?" Kataku sambil nunjuk sebuah ruangan bertuliskan 'Kedokteran Nuklir'.
"Sopo Sal?"
"Wolverine, X-Men, Iron Man, dkk."
"Matamu..."
"Hehehe... lho nuklir owg."
"hahaha"
"Tapi rumah sakit ini udah banyak yang berubah ya?"
"Emang koe pernah mlebu?"
"Belum, hehe"
"Wooo... Nang bagian jantung yuk Sal,"
"Ngopo lho?"
"Wis, ayoo."

Perjalanan kami terhenti di sebuah kantin kecil di tengah-tengah rumah sakit untuk makan siang.  
"Piye ngajarmu?"
"Oh, menyenangkan ..."
"Setiap hari apa tho koe lek ngajar?"
"Aku minta senin aja, biar selebihnya aku masih bisa balik ke Jogja. Aku tidak mau jadi dosen tetap di sana..."
"Lho nopo?"
"Gak papa, cuma pengin keluar dari rumah aja."
"Koe ki, ketika yang lain pada bingung nggolei gawean, koe malah nolak."
"Lagian Bapakku juga nyuruh aku gitu kok."
"Terus tesismu piye?"
"Kemarin habis Seminar Hasil, ya agak shock sih, aku terlalu terburu-buru jadi banyak kritikan. Tapi aku ya sudah bingung, Ed, mau aku apakan lagi tesisku?"
"Wah, cerdas koe Sal..."
"Lha piye? Aku buntu owg."

Sejenak kami hening dalam makan siang kami. Beberapa mas-mas berseragam jas putih datang dan loncat-loncat, nggak, mereka jalan kaki kok, hehe 
"Mau sampai kapan kamu di Jakarta, Ed?" Tanyaku ke Ediwan.
 " .... " Matanya menghindari tatapanku, "Belum tau, Cal"
"Nggak pengin balik Semarang?"
"Pengin sih, tapi ono gak tempat kerja sing iso bayar aku setara koyo nang Jakarta?"
"Gak tau..."
"Sepurmu jam piro?"
"Jam 14.00 soko Poncol."
"Iki jam piro? Sejam neh."
"Ya udah yuk."
"Motormu nandi?"
"Aku gak bawa motor, aku kan ke Semarang pake bus, makane aku minta dirimu bawa helm."
"Wooo, ta kiro. yo wis ayo,"

Ediwan mengantarku ke stasiun Poncol. Setalah lari-lari kecil aku akhirnya bisa mengejar kereta api Tawang Jaya yang 5 menit lagi akan berangkat.
"Udah di kereta Ed, makasie ya, maap ngerepotke." smsku ke Ediwan.
"Yo gpp"

Waktu sudah berjalan maju meninggalkan banyak cerita di belakang. Aku pun telah banyak belajar untuk bertumbuh. Melihat tulisan-tulisanku di blog ini, rasa-rasanya aku bukan seorang mahasiswa S1 lagi seperti dulu. Kegalauanku bukan lagi persoalan skripsi atau cari kerja, tetapi lebih dari itu semua dan jauh lebih filosofis, *mudeng gak??? hmmm ya sudah* Kata temanku, ketika SMA ujian yang paling kita takuti adalah ujian matematika, tapi setelah dewasa ujian yang kita takuti adalah ujian kesendirian. ya ya ....
Beberapa hari lalu aku membuka blog  ini lagi dan membaca-bacanya. Rasanya kaya mengunjungi rumah lama yang sudah tidak aku tempati. Jadi, musti bersih-bersih, ngusir kecoa terbang, memburu roh-roh jahat, menumpas kejahatan, membela kebenaran, #lho... Rasanya pengin nulis di blog ini lagi, cerita tentang dunia yang sejauh ini telah banyak berubah. Aku tanggalkan kegalauanku yang dulu dan mencoba belajar berpijak pada sesuatu yang lebih bermakna. *MasyaAlloh bahasane...*
Coba lihat tulisanku yang lalu, semuanya bercerita tentang haha hihinya masa kuliah. Sayangnya kuliah S2 itu berbeda, kita harus lebih mandiri dan dewasa dibandingkan S1. Dulu teman-teman izin gak ikut ngerjain tugas karena ada acara organisasi, atau males, tetapi di S2 mereka izin gak ikut garap tugas karena jagain anaknya, ada pekerjaan di kantor, dan sebagainya. Semua ini juga akan berubah, kawan, tinggal kitanya aja yang mau ikut berubah atau tetap dengan kita yang lama. Pilihannya tinggal kita mau berubah jadi Ultraman, Ksatria Baja Hitam, Power Ranger, atau Super Siaya? hehe bukan itu... Perubahan itu juga ada dua, menjadi lebih baik atau lebih buruk? *Waar biasaaa bahasanya* *Ta timpuk pake bakyak ntar lu.*
Ini pun setelah, Alhamdulillah, aku ujian tesis. Cekikin sendiri baca tulisanku dulu. "MasyaAlloh, aku kok malu-maluin ya dulu?" hehe But, aku juga gak tega buat hapus ini blog, biarlah jadi prasasti, halah. Mungkin kalau blog ini dijadiin sebuah film, mungkin aku pengin menjadikan sekuel kedua. hehe 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar