Selasa, 19 Juni 2012

Kalau Cinta jangan GR




17 Juni 2012, 22.19 WIB, kost
“Lho memang ceritanya gimana, Mas?” Seorang Bapak bertanya kepadaku ketika sarapan pagi. Aku hanya mendengarkan kedua celotehan Amin dan Zaldhi yang tidak juga usai membicarakan “Cewek Idaman.” Wah, kalau Mas Faisal ni ga ada gegernya kalo lagi suka ma cewek” kata Zaldhi.
“Ya yang penting jangan bawa teman kalau nanti ngelamar.” Celetukku kepada mereka.
“He’e mengko kaya Salman Al-Farisi” Kata Amin
“Lho gimana maksudnya?” Tanya seorang Bapak kepada Amin
“Tu Faisal yang paling apal ceritanya” Sepertinya aku orang yang sudah siap kecewa terpengaruh banget ma cerita itu. cerita yang dulu diceritakan oleh Ustad Salim A.Fillah waktu mengunjungi masjid sederhana Fakultas Psikologi UNDIP.
Aku memandangi wajah Amin, Zaldhi, dan Pak Feri, wajah mereka menanti harap dariku. “Waktu itu Salman hendak melamar seorang perempuan yang didambakannya. Karena Salman hanyalah imigran maka diajaklah sauahabatnya, Abu Darda’ unuk menemaninya. Setelah di rumah si perempuan, Abu Darda’ lah yang membuka pembicaraan dan menyampaikan maksud kedatangan mereka kepada si ayah perempuan yang dimaksud. Bahwa Salman ingin meminang sang perempuan. Maka dengan bijak si bapak menyerahkan ke anak perempuannya. Setelah berunding juga dengan ibunya, maka perempuan itu berkata, “Jika Salman yang menanyakan hal tersebut, jawabannya tidak” hati Salman tentu sangat kecewa dengan hal ini, karena cintanya tertolak. Tapi kemudian si perempuan itu melanjutkan pembicaraannya, “Tapi, jika Abu Darda’  memiliki maksud yang sama, jawaban saya adalah Iya” Hati Salman mungkin semakin teriris karena cintanya justru tak disambut, tetapi justru sahabatnyalah yang disambut oleh si perempuan. Salman cepat menguasai diri dan mengatakan, ‘Allahu Akbar, baiklah uang yang sudah aku kumpulkan ini aku berikan untuk pernikahan kalian, dan aku siap menjadi saksinya.’”
“Wah, sulit ne itu” kata Pak Feri, Amin tersenyum, dan Zaldhi hanya tersenyum pertanda semoga tidak terjadi pada dia serta aku. Masih heran kenapa cerita itu masih tergambar jelas di benakku.
Entahlah ini cerita paliiiiing membekas padaku. Mungkin pelajarannya bagiku adalah kalau cinta itu ya harus siap kecewa, kedua adalah jangan kalau cinta jangan GR. Kadang serba sulit ditebak, mungkin seseorang merasa bahwa inikah jodohku, karena kedekatan pada seorang lain jenis (dan paling sering GR tu cowok), tetapi ternyata dia dikecewakan, “Aku sudah punya calon, Mas” hadeeeh gak kebayang sakitnya kalau dibilangin gitu. Atau “Maaf, kamu bukan cowok yang aku harapkan, kita berteman saja ya?” huhuhuhu kalau hati cowok modern ya gitu deh, diskoan.
“Ya dulu paling gak mandi sampai dua hari” kata pak dosenku waktu menceritakan tentang perempuan dambaanya yang ternyata menikah dengan orang lain. Atau cerita tentang ustad yang aku temui ketika menjemputnya untuk acara di kampus, bahwa dulu dia itu dijodohin ma bapak si cewek. Dan si cewek itu sebenarnya punya pacar. Jadilah si ustad itu diteror terus ma pacarnya cewek. Tetapi keputusan diserahkan kepada si cewek, dan setelah memikirkannya matang-matang, maka si cewek pun mau menikah dengan ustad tersebut. Rumit memang.
Siap dikecewain, “Kalau itu terjadi sama kamu gimana Sal?” “Ya do’akan semoga aku bisa setegar Salman.”
Oya cerita selanjutnya adalah Salman tidak kemudian membenci sahabatnya dan juga perempuan yang didambakannya tetapi tertolak itu. tapi, suatu ketika istri Abu Darda’ itu mengeluhkan suaminya yang terus saja beribadah tetapi melupakan istrinya kepada Salman. Iya kepada Salman sahabat Abu Darda’. Kemudian Salman meminta izin untuk menginap dan tidur bersama Abu Darda’ (gak kebayang gimana perasaan si perempuan ada dua orang yang pernah berharap padanya dan satunya orang yang memang dia harapkan.hehehe).
Jamnya  makan, Abu Darda’ justru mau berpuasa, Salman berkata, “AKu tidak akan makan jika kau tidak makan” sebagai sahabat pun dia luluh dan akhirnya membatalkan puasanya.
Ketika malam mau tidur, Abu Darda’ justru akan menunaikan sholat malamnya. “Tidurlah Salman” kata Abu Darda’, “Tidak hingga kau tidur di sini bersamaku” kemudian Abu Darda’ pun luluh.
Esoknya peristiwa itu dilaporkan Abu Darda’ kepada Rasulullah Saw., Rasulullah Saw. Mengatakan, “Kau yang salah” sambil menunjuk Abu Darda’ “Salman yang benar”
Ya cinta tertolak bukan berarti dukun bertindak? Tetapi, bagaimana menjaga sebuah hubungan jangan sampai rusak hanya karena sesuatu yang bukan takdirnya. ^^v Memang butuh energy lebih, emosi lebih kuat untuk mempertahankannya. Ada konteks ukhuwah yang harus dijaga juga dalam cerita Salman dan Abu Darda’ tersebut.
Sedangkan ukhuwah itu selalu memberi dan memberi, bukan diukur dari seberapa yang akan kau terima, tetapi justru dari sebarapa yang kau berikan. Bahkan jika kau tidak menerima apapun dari yang kau berikan. Karena kebaikan itu bukan untuk mendapatkan cash back dari apa yang sudah kita perbuat, tetapi dalam rangka menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Sangat sulit memang kalau aku pribadi mempraktikan ke teman-temanku sendiri, “Aku pinjem punyamu boleh? “ “Bayar” ya kadang jawaban seperti ini sering dijumpai, meskipun konteksnya mungkin bercanda. Ya kalau kondisiku lagi punya banyak uang, aku akan bayar tetapi jika tidak ya mau bagaimana lagi berarti aku mencari alternatif lain.
Intinya buat teman-temanku, adek-adekku, atau siapapun yang baca tulisanku ini, kita harus ambil jarak dengan harapan kita pada seseorang. Kalau kata Rasullullah itu janga berlebihan mencintai seseorang bisa jadi nanti kau akan membencinya, dan jangan kau berlebihan membenci seseorang, bisa jadi kau akan mencintainya. Jika nanti suatu saat kita dikecewakan, kita sudah berada dalam posisi yang aman dan siap untuk meangkah lebih jauh lagi. Jika masih mau berburu cinta, mungkin idenya Pak Prie GS bisa dipake, buat nembak tiap cewek, “Heh, mau gak jadi istriku? Kalau mau bulan depan kita nikah” silakan aja kalau punya PD tinggi. Reaksinya, mungkin si cewek shock, histeris, atau pingsan.
Terus gimana kalau suka gimana? Ya diem aja, sampai mati pun itu jauh lebih baik, dan katanya juga jihad juga kan?  Kalau emang udah, siap nikah aja. Tapi, kalau belum siap kemudian bilang, “Tunggulah aku di batas waktu” batas waktu yang mana? Batas waktu usia loe??? Mati dong??? Janjiin sekarang pun gak ada gunanya, kalau kata seniorku, bisa saja nih kamu janjiin sekarang mungkin nantinya setan akan menggodamu, mungkin kamu akan tertarik dengan yang lain bisa aja?
Tulisan ini dibuat setelah aku mendengar, melihat, dan merasakan bahwa aku dan semua  teman-temanku sudah tidak lagi remaja, kita sudah dewasa sehingga kadang obrolannya juga bukan lagi tentang, “Mainan apa nih yang lagi up date? Tamiya ato Bey Blade?” kadang lucu juga melihat adek-adek angkatanku ngobrolin cewek yang mereka suka, dan tiba-tiba jadi cemburu ketika ada cowok lain yang menggodanya. Atau teman-temanku yang ngebet nikah sampe berbuah galau. Atau melihat diriku sendiri sampai ada yang bilang, “Faisal, itu kalau diajak berbicara tentang cinta, suka diem aja.” Sampe mamahku bilang, “Kamu tu homo ya??” hadeeeh
The last, aku tak mau memperumit cinta seperti dala film-film maupun cerita-ceita tentang cinta. Cinta bagiku simple seperti dalam film dan buku Poconggg juga Pocong,
Cinta itu kaya angkot, kadang kita harus nunggu, mencari sendiri, kadang juga harus berlari buat mengejarnya. Tetapi, ketika sudah di dalam angkot kita baru sadar bahwa angkot yang kita naiki salah jurusan. Kadang giliran sudah dapat angkot yang kita mau, kita baru tau kalau kita diduain, ditigain, bahkan diempatin. Dan jika udah nemu angkot yang cocok nih, pertanyaan baru muncul, “Mau dibawa ke mana angkot kita?”
Kata Bang Poconggg juga bahwa Single itu prinsip, dan jomblo itu nasib. Jika ada yang Tanya, “Kamu yang mana Sal?” jawab sendiri apa yang kau pikirkan tentangku. Mungkin iya aku berprinsip tetapi mungkin juga memang nasibku gini.hehe Nice ^^b
Lagi males nulis, jadi nulis aja apapun…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar